Posted by : Aghay
Minggu, 28 Oktober 2012
Terlihat seseorang membuka pintu cafe, tertuju mata memandang seolah terkesan. Entah kenapa mata terfokus seperti lensa fix seakan jelas tak berkutik melihat seorang gadis memasuki pintu cafe. Gadis itu berambut panjang bergerai indah dengan kaos putih polos transparant dan rok mini diatas lutut. Bagaimana tidak terfokus melihat gadis seperti itu memasuki cafe seolah mengheningkan suasana. Gadis itu berjalan mendekati saya, Tercium aroma parfum melintas menggoda dan ternyata dia duduk di sofa sebelah saya yang terhalangi pot bunga. Saya ditemani dengan sahabat saya yang tidak kalah cantiknya, Nongkrong bersama dengan secangkir kopi dan laptop diatas meja. Gadis itu duduk dengan manisnya dengan menyilangkan kaki, betapa seksinya dia diantara gadis-gadis disekelilingnya. Gadis itu mengangkat tangan memanggil seorang barista untuk mengantarkan kopi yang dia pesan. Saya hanya bisa memperhatikan dia dari sofa yang kududuki. Ingin rasanya saya berkenalan dengan dia tapi rasa malu menghampiri terasa tak bisa bangkit dari sofa ini. Saya ngobrol dengan teman tapi dengan mata melirik kearah gadis itu terus menerus. Dada terasa berdetak cepat ketika melihat gadis itu seolah merusak pikiran jernihku. Cafe yang dilengkapi Wifi menjadi tempat favorite untuk bersantai serta ditemani kopi hangat dan asap rokok yang nikmat. Saya pergi ke toilet cafe sekedar membasuh muka karena mata sedikit mengantuk. Saya keluar toilet dengan mengelap wajahku dengan tissue. Tak sengaja saya menabrak seseorang ketika sedang mengelap wajah dengan tissue. Ternyata yang saya tabrak adalah gadis berkaos putih itu. Terdiam sejenak aku memandangi gadis itu dan tak sadar dia berbicara kepadaku. Dia berkata, mas tidak apa-apa? saya jawab saja tidak apa-apa maaf tidak melihat. Terbayang betapa senangnya ketika dia hanya bicara seperti itu. Hati terasa dipompa dengan cepat membuat saya tersenyum sendiri. Tidak menyangka bisa bertabrakan dengan dia, tapi salahnya saya kenapa tidak kenalan tadi. Bodohnya ketika melihat dia mulut tak mau berkata banyak seolah tercengang menatapi wajahnya. Tapi tidak apalah setidaknya bisa melihat dia dari dekat seperti itu. Lalu saya kembali ketempat dudukku lagi bergegas siap-siap karena sudah terlalu larut malam. Kalau tidak mengantar teman saya ini mungkin saya masih betah duduk manis dibangku ini sambil melihat gadis itu. Tapi lupakan saja itu hanya sebagai cuci mata biar tidak terlalu banyak pikiran. Mungkin kalau kita jodoh tidak akan kemana, lain kali kita berjumpa lagi.
Salam
Pengagum
Posting Komentar