Minggu, 14 Oktober 2012
"Apa yang ada di
benak saya saat ini?", mungkin sebuah pertanyaan yang sangat jarang kita
pertanyakan. Umumnya, dalam kehidupan kita sehari-hari, kita hanya
berpikir dan berpikir, berucap dan berucap, berbuat dan berbuat, tanpa
sepenuhnya memahami mengapa semua itu kita lakukan, apa yang
memotivasinya dan apa yang sebetulnya ada di benak kita ketika semua itu
dilangsungkan.
Kehidupan seperti inilah yang juga umumnya disangka sebagai kehidupan yang "mengalir secara alamiah", dalam konotasi positif, dianggap baik, wajar dan dianggap memang sepantasnya demikian. Akan tetapi, cobalah pertanyakan: apa memang demikian?
Kita memang hidup di dan dihidupi oleh alam material ini. Segala kebutuhan materialistik ókasar maupun halusó kita, kita peroleh dan disediakan secara berlimpah oleh alam ini. Tak satupun dari kebutuhan materialistik kita peroleh dari alam "lain", selain dari Ibu Semesta Material ini. Secara materialistik, Ibu Semesta, Prakriti, inilah ibu dari segenap makhluk hidup berjasad ókasar (sthula) maupun halus (suksma).
Namun jangan lupa, kita, umat manusia bukanlah alam semata. Kita tak terbentuk hanya dari unsur-unsur kasar (bhuta) maupun halus (tanmatra) alam material dengan berbagai nama dan rupa atau wujudnya itu saja. Di balik semua itu ada hidup yang menghidupi kita, ada kesadaran yang memungkinkan kita merasa hidup, merasa eksis, merasa ada (atta) di tengah-tengah alam materi ini. Justru karena
hadirnya rasa halus eksistensial inilah kita mengetahui kalau sesungguhnya kita bukan benda mati, bukan jasad yang kita kenakan ini, tidak semata-mata hadir lantaran Ibu Semesta Material, namun juga oleh Bapa Spiritual, Purusha.
Hidup dalam kesan-kesan mental masa lalu adalah kehidupan usang; sebaliknya, hidup dalam angan-angan masa depan adalah mimpi. Hanya hidup di sini saat inilah yang selalu segar, selalu baru dan bergairah. Kehidupan yang penuh inspirasi. Kehidupan seperti inilah yang diberikan oleh meditasi kepada Anda. Oleh karenanya, bagi kebaikan Anda sendiri, tanyakanlah setiap saat: "Apakah yang ada di benak saya saat ini?"
Kehidupan seperti inilah yang juga umumnya disangka sebagai kehidupan yang "mengalir secara alamiah", dalam konotasi positif, dianggap baik, wajar dan dianggap memang sepantasnya demikian. Akan tetapi, cobalah pertanyakan: apa memang demikian?
Kita memang hidup di dan dihidupi oleh alam material ini. Segala kebutuhan materialistik ókasar maupun halusó kita, kita peroleh dan disediakan secara berlimpah oleh alam ini. Tak satupun dari kebutuhan materialistik kita peroleh dari alam "lain", selain dari Ibu Semesta Material ini. Secara materialistik, Ibu Semesta, Prakriti, inilah ibu dari segenap makhluk hidup berjasad ókasar (sthula) maupun halus (suksma).
Namun jangan lupa, kita, umat manusia bukanlah alam semata. Kita tak terbentuk hanya dari unsur-unsur kasar (bhuta) maupun halus (tanmatra) alam material dengan berbagai nama dan rupa atau wujudnya itu saja. Di balik semua itu ada hidup yang menghidupi kita, ada kesadaran yang memungkinkan kita merasa hidup, merasa eksis, merasa ada (atta) di tengah-tengah alam materi ini. Justru karena
hadirnya rasa halus eksistensial inilah kita mengetahui kalau sesungguhnya kita bukan benda mati, bukan jasad yang kita kenakan ini, tidak semata-mata hadir lantaran Ibu Semesta Material, namun juga oleh Bapa Spiritual, Purusha.
Hidup dalam kesan-kesan mental masa lalu adalah kehidupan usang; sebaliknya, hidup dalam angan-angan masa depan adalah mimpi. Hanya hidup di sini saat inilah yang selalu segar, selalu baru dan bergairah. Kehidupan yang penuh inspirasi. Kehidupan seperti inilah yang diberikan oleh meditasi kepada Anda. Oleh karenanya, bagi kebaikan Anda sendiri, tanyakanlah setiap saat: "Apakah yang ada di benak saya saat ini?"
Posting Komentar