- Home >
- Artikel , Photography >
- Inilah Langkah Membuat Film Pendek ...
Mau bikin film, terutama film pendek tapi gak tau caranya? Saat ini sangat mudah tepatnya dimudahkan. Salah satunya karena kecanggihan teknolgi yang sudah mendukung untuk pembuatan film, baik yang profesional maupun para amatir. Beragam kamera video digital mempermudah para pengguna. Ini bukan hal teknologi saja, tapi ada tahapan membuat film yang dikonsepkan oleh si filmmaker. Selain mudah, membuat film pendek menjadi murah. Namun sesimpel apapun film yang akan kita buat, ia mesti melewati rangkaian proses yang secara sederhana atas : Ide, desain produksi, pra produksi, pasca-produksi, dan publikasi.
Ide atau gagasan bukanlah segalanya. Tuangkan ide cerita kedalam bentuk tulisan. Tak mesti panjang, yang paling pentingnya lagi dapat dipahami. Agar ide tidak mentah, selanjutnya lakukan riset. Riset dilakukan dengan mencari data-data yang diperlukan sebagai penunjang informasi berkaitan dengan ide dari film yang akan kita buat. Ketika ide sudah ada dan riset sudah dilakukan, langkah selanjutnya adalah membuat sinopsis atau ringkasan pendek cerita. Dengan sinopsis, anda sudah bisa mencari kawan untuk mewujudkan pembuatan film. Kru film pendek tak sebanyak membuat film panjang. Kru film pendek bisa ditentukan atau dibuat. Ditentukan, maksudnya anda dapat memilih orang-orang yang mempunyai kapasitas untuk membantu mewujudkan film pendek. Sedangkan membentuk, berarti benar-benar membut Kru dari awal.
Pra Produksi
Tahapan ini merupakan langkah awal dari pembuatan film. Pada tahap ini blue print film dibuat. Naskah ditulis dengan terlebih dahulu membuat treatment. Dalam treatment, penulis naskah sudah menjelaskan alur cerita dari scene satu sampai scene akhir. Scene merupakan gabungan shot diwaktu dan tempat yang sama. Jika treatment sudah selesai, berikutnya penulis akan menuliskan naskah lengkap. Naskah lengkap inilah yang didiskusikan antara penulis naskah, sutradara dan produser. Seringkali, sutradara dan produser memberikan masukan pada penulis naskah agar naskah bisa dieksekusi dengan baik. Naskah yang sudah selesai dikunci atau script lock, demikian tugas penulis naskah selesai dan selanjutnya naskah menjadi "hak" sutradara untuk menjabarkan ke dalam bentuk audio visual yang dituangkan menjadi director's treatment. Director's treatment itu perlakuan kreatif sutradara atas skenario. Dalam hal ini sutradara akan berdiskusi dengan cameraman untuk membuat shot list, hal ini untuk memudahkan sutradara dan cameraman nantinya saat shooting.
Produser sudah bisa membuat time schedule, kapan casting mesti dilakukan hingga kapan editing mesti selesai dikerjakan. Shooting schedule atau jadwal shooting dibuat setelah sebelumnya dibuat breakdown script didiskusikan dengan sutradara. Dalam breakdown script, produser membuat secara rinci kebutuhan shooting nantinya. sejalan dengan itu, budgeting atau pendanaan film juga sudah disusun.
Artistik
Elemen film yang nantinya akan berkaitan dengan aspek yang terlihat difilm itu sendiri, didiskusikan ini dengan penata artistik dan sutradara. Lokasi seperti apa yang diinginkan, property, serta wardrobe apa saja yang dibutuhkan. Dengan demikian bagian artistik juga mesti membuat breakdown untuk kepentingan artistik film pendek tersebut.Bagian artistic mesti melakukan survey lokasi, ia bisa saja menggunakan property yang sudah ada di lokasi shooting rumah. Namun, jika tidak ada, bagian artistik wajib untuk mempersiapkan properti yang dibutuhkan. properti tidak mesti beli, ada beberapa yang bisa kita sewa juga. Dengan demikian budget produksi bisa diminimalisir.
Equipment
Peralatan shooting sekarang sudah cangghih. beraneka ragam alat perekam digital sudah banyak. Jadi, banyak pilihan untuk para filmmaker pendek untuk menentukan peralatan apa saja yang diperlukan. Tak hanya video kamera bahkan saat ini kamera DSLR yang sebetulnya diperuntukkan sebagai alat memotret gambar still bisa digunakan untuk pengambilan gambar bergerak atau shooting. Beberapa DSLR bahkan dapat menghasilkan gambar video yang jauh lebih bagus daripada kamera video. Kelebihan lain dari DSLR yakni bisa gonta-ganti lensa sesuai kebutuhan. Jadi, cameraman juga bisa mengajukan lensa apa saja yang diperlukan kepada produser. Namun demikian, jika ternyata kita "Hanya" Memiliki handycam atau kamera compact lainnya, itupun sebetulnya sudah bisa digunakan.
Shooting itu melukis dengan cahaya. Tanpa cahaya tidak bisa melakukan pengambilan gambar. Untuk shooting diluar atau outdoor masih bisa menggunakan cahaya matahari, namun untuk shooting indoor memerlukan pencahayaan yang sengaja dibuat. Banyak jenis lighting, yang terpenting bagaimana konsep pencahayaan film tersebut lantas penata cahaya membuat list lighting apa yang diperlukan. beberapa film pendek bahkan tak menggunakan cahaya tambahan, mereka mengandalkan cahaya matahari untuk outdoor dan pencahayaan lampu rumah untuk shooting di indoor.
Selain pencahayaan, aspek yang mesti diperhatikan adalah audio. Gambar yang bak tapi audionya buruk, maka film menjadi tak sempurna atau bahkan akan menjadi jelek. Audio harus bagus, ini tugasnya soundman atau penata suara. Boom mic biasanya merupakan mikropon yang" wajib" digunakan ketika membuat film. jika itu tak ada, maka mesti nyari jalan lain misalnya menggunakan mic di yang sudah ada di kamera lalu disambungkan dengan kabel ektensi. Jika shooting film pendek menggunakan DSLR, maka mau tak mau mesti menggunakan microphone tambahan karena mic yang ada dikamera DSLR tidak cukup baik untuk kepentingan perekaman suara.
Casting Pemain
Ketika naskah selesai proses pemilihan pemain atau casting sudah bisa dilakukan, bahkan ketika naskah masih berupa draft sebetulnya proses ini bisa dikerjakan paralel dengan tahan pra produksi lainnya. Ada banyak cara casting, yang paling umum carilah pemain film berdasarkan kemampuan aktingnya. misalnya, calon pemain film pendek diberi naskah lalu dimintain untuk acting sesuai naskah. casting juga bisa dengan menunjukkan langsung calon pemain ketika kita yakin atas kemampuan acting dari pemain tersebut. yang paling penting tentunya dapatkan pemain sesuai karakter tokoh yang diinginkan seperti didalam naskah.
Reading
Setelah pemain kita dapatkan sesuai dengan yang kita inginkan, buatlah kesepakatan dengan pemain tentang jadwal reading hingga shooting. pemain yang terpilih kita berikan naskah, biarkan mereka membaca naskah tersebut untuk mendalami peran yang akan dia mainkan nantinya. selanjutnya, proses reading dilakukan dengan intens, agar pemain betul-betul dapat "Feel" dari naskah tersebut.
Rehearsal
Rehearsal atau latihan bisa dilakukan jauh sebelum shooting, namun metode ini tidak disukai oleh sutradara. Intinya, dalam rehearsal ini pemain sudah memahami blocking dan pengadegan di semua scane yang akan dia mainkan. Beberapa sutradara tidak melakukan rehearsal, dia "cukup" memberikan briefing di lokasi shooting. Saran penulis, sebagai filmmaker awal baiknya rehearsal dilakukan karena ini akan sangat membantu ketika shooting nantinya sesuai yang sudah dikonsepkan sutradara. Tak ada aturan berapa lama melakukan latihan atau rehearsal.
Shooting
Dilokasi shooting sutradara adalah komandan di lapangan perang. Ia bertanggung jawab penuh terhadap apa yang dilakukan di lokasi shooting. Naskah dan Director treatmen sebagai panduan untuk melakukan pengambilan gambar. Shooting di lakukan berdasarkan breakdown yang sudah dibuat sebelumnya. Misalnya, jika beberapa scene di lokasi sama maka sutradara akan melakukan shooting ditempat tersebut, hal ini dilakukan untuk efektifitas waktu karena akan menyangkut beberapa hal seperti set properti, tata cahaya, serta talent yang akan main di film tersebut. Membangun mood pemain juga penting, oleh karenanya, sutradara mesti memiliki komunikasi yang baik. ada dua komunikasi sutradara, yakni dengan kru yang dia pimpin dan dengan pemain atau talent yang akan dia atur.
Dilapangan, sutradara juga berkomunikasi dengan cameraman untuk membuat shot dengan komposisi serta angle tertentu. Kadang, sutradara bisa mengembangkan Director treatment yang sudah dia buat sebelumnya. Namun, perubahan itu seharusnya dikomunikasikan dengan kru yang berkaitan dengan perubahan treatment tersebut utamanya penata kamera. Sutradara dalam melakukan pemecahan shot di lapangan. Mana yang lebih baik? sama saja, itu bisa jadi merupakan salah satu gaya penyutradaraan juga. Namun, jika membuat film pendek awal mula, baiknya dekupase dilakukan sebelum shooting dilakukan, bukan dilokasi shooting.
Kontinyuiti merupakan hal penting yang mesti dilakukan oleh sutradara. ketika selesai membuat shot satu, sutradara harus memperhatikan aspek kesinambungan dengan shot yang akan dibuat berikutnya dan seterusnya. Kesinambungan ini berupa emosi, suara, gerak, dan posisi. Jika tak memperhatikan aspek kesinambungan gambar, nantinya akan sangat merepotkan editor bahkan bisa jadi editor tak bisa berbuat banyak jika sutradara melakukan banyak ketidaksinambungan shot yang dibuat.
Yang paling menyenangkan dalam proses shooting film pendek, ketika sutradara bilang "It's a wrappp .." atau "Bungkuss ...." Artinya keseluruhan shooting dihari itu sudah selesai. Shooting akan dilanjutkan di day shot berikutnya, atau memang shooting benar-benar sudah selesai. Dan tentunya saja proses pembuatan film tahap berikutnya bisa dilakukan. Yakni, materi hasil shooting sudah bisa diserahkan kepada editor.
Editing
Hasil shooting bisa jadi merupakan ratusan atau ribuan shot. shot-shot yang "berserakan" disusun oleh editor, dipilih, dipotong, disambung, dan digabungkan menjadi satu kesatuan cerita utuh. yang pertama kali dilakukan editor setelah menerima material shot, ia mesti melakukan preview. Editor melihat keseluruhan hasil shooting. Dengan demikian, editor sudah memiliki bayangan bagaimana shot-shot itu nantinya akan dirangkai. Banyak sekali software editing yang bisa digunakan, seperti : Avid Composer, Final cut pro, Ulead video, dan adobe premiere. Untuk editing film pendek kedua software editing terakhir sudah cukup bagus. Editor tinggal memilih software yang mana yang tentunya mudah dikuasai.Software editing biasanya memiliki standar minimum spesifikasi hardware yang diperlukan. yang paling umum untuk komputer editing biasanya adalah processor, memory, VGA, serta harddisk yang ckup. Spesifikasi ini kan memperngaruhi kinerja komputer editing, terlebih dahulu akan terlihat ketika editor menggunakan special efek di dalamnya.
Demikian pula dengan mixing suara, editor harus tau mana yang baik menggunakan suara music mana yang tidak. Sebaiknya, musik ilustrasi dibuat menyesuaikan masing-masing adegan didalam film pendek tersebut, bukan sebaliknya. Pembuat music, bisa melihat roughcut sebagai panduan ketika dia akan membuat music ilustrasi, dia bisa berdiskusi dengan editor dan sutradara. Poin pentingnya, music ilustrasi itu untuk mengilustrasikan adegan misalnyaagara adegan atau scene menjadi dramatis.
Unsur grafis bisa jadi merupakan hal penting didalam penyuntingan gambar film pendek, seperti halnya unsur lain dalam film semestinya ini juga dikonsepkan.. Jadi, grafis tidak sekedar tempelan yang justru mengganggu pada film secara keseluruhan. Judul film misalnya, apakah perlu dibuat motion khusus atau cukup dengan tampilan grafis still saja. Pemilihan jenis font serta warna apa yang digunakan juga mesti dipikirkan oleh editor. Demikian pula dengan credit title atau susunan kru di ujung film apakah akan dibuat bergerak dari bawah keatas atau grafis tak bergerak tapi dengan fade in-fade out/hilang-muncul. jika film selesai diedit, coba pertontonkan pada pihak lain atau pada orang-orang yang tak terlibat dengan pembuat atau kru film pendek. Bagaimana reaksi penonton, apakah sesuai dengan ekpektasi yang diharapkan atau belum? selama film belum dipublikasikan, tentu saja film masih bisa direvisi sampai akhirnya editor dan sutradara merasa puas.
Publikasi
Film pendek yang sudah dibuat, tentu saja tidak hanya dipertontonkan untuk kalangan sebatas kawan-kawan saja. Agar bisa diapresiasi kalangan luas maka film tersebut bisa dipublikasikan. Ada beberapa bioskop yang bisa menayangkan film pendek, biasanya akan dikompilasikan dengan film pendek karya filmmaker pendek lainnya. Film juga bisa diikutsertakan kedalam beragam film festival, baik didalam negeri maupun di luar negeri. Ajang festival biasanya dipublish di internet, jadi carilah informasi tentang penyelenggaraan beragam ajang festival tersebut. Mereka biasanya memiliki persyaratan baik tentang konten atau tema maupun teknis. perhatikan persyaratan tersebut, lalu ikuti agar film yang dibuat bisa diikutsertakan.
Promosikan film pendek yang sudah dibuat di beragam media. yang paling efektif dan murah, promosikan melalui internet. Film pendek, bisa diunggah ke Youtube lalu linknya bisa disebarluaskan sehingga siapa saja bisa dinikmati penonton yang memiliki akses internet dimana saja. Jadi, bukan hal mustahil film pendek yang anda buat akan mendunia ...!!!
Sumber : Broadcastmagz edisi Juli 2012
Posting Komentar