Posted by : Aghay
Minggu, 18 November 2012
Suara kicauan melintas warnai pagi hari.
Menyentuh pelangi dimana ku berdiri.
Sentuhan embun mengisi kerinduan hati.
Seolah ku berada di harapan yang kunanti.
Tetes hujan jatuh diantara cahaya matahari.
Melukis dunia nyata yang terlihat sedih disini.
Terbayang kegelisahan yang telah tertutupi.
Disini ku telah tiba menemani kau tanpa mati.
Sebatang kayu terambang dalam aliran waktu.
Mengalir deras bagai alur cerita masa lalu.
Segenap hati ku pertaruhkan hanya untukmu.
Sebagai tanda rasaku tersembunyi dari malu.
Seputih kapas ternodai oleh noda wajah.
Tergores perlahan tak kunjung berwarna merah.
Terlihat tak enak terbenam dengan raut marah.
Ku berkhayal seiring jalan lurus terus melangkah.
Posting Komentar