Recent post
Archive for November 2012
Suara kicauan melintas warnai pagi hari.
Menyentuh pelangi dimana ku berdiri.
Sentuhan embun mengisi kerinduan hati.
Seolah ku berada di harapan yang kunanti.
Tetes hujan jatuh diantara cahaya matahari.
Melukis dunia nyata yang terlihat sedih disini.
Terbayang kegelisahan yang telah tertutupi.
Disini ku telah tiba menemani kau tanpa mati.
Sebatang kayu terambang dalam aliran waktu.
Mengalir deras bagai alur cerita masa lalu.
Segenap hati ku pertaruhkan hanya untukmu.
Sebagai tanda rasaku tersembunyi dari malu.
Seputih kapas ternodai oleh noda wajah.
Tergores perlahan tak kunjung berwarna merah.
Terlihat tak enak terbenam dengan raut marah.
Ku berkhayal seiring jalan lurus terus melangkah.
Menyentuh pelangi dimana ku berdiri.
Sentuhan embun mengisi kerinduan hati.
Seolah ku berada di harapan yang kunanti.
Tetes hujan jatuh diantara cahaya matahari.
Melukis dunia nyata yang terlihat sedih disini.
Terbayang kegelisahan yang telah tertutupi.
Disini ku telah tiba menemani kau tanpa mati.
Sebatang kayu terambang dalam aliran waktu.
Mengalir deras bagai alur cerita masa lalu.
Segenap hati ku pertaruhkan hanya untukmu.
Sebagai tanda rasaku tersembunyi dari malu.
Seputih kapas ternodai oleh noda wajah.
Tergores perlahan tak kunjung berwarna merah.
Terlihat tak enak terbenam dengan raut marah.
Ku berkhayal seiring jalan lurus terus melangkah.
Saya seorang yang menyukai foto yang merupakan unsur seni yang mempunyai nilai tersendiri dari penggabungan indera dan pikiran untuk menjadikan suatu hasil gambar yang nyaman dilihat. Dalam hal ini saya sering sekali hunting foto kemanapun yang dianggap bagi saya mempunyai ketertarikan untuk mencari sudut objek dalam pengambilan gambar. Nuansa yang terbayangkan dalam pikiran saya menjadi pandangan yang nyata dengan apa yang dilihat pada lensa kamera. Disini suatu objek yang akan diambil tergantung mata seseorang dalam melihat objek tertentu. Pandangan orang terhadap suatu gambar memiliki pandangan yang berbeda-beda dalam menilai suatu gambar dengan sedemikian rupa agar bisa terlihat nyata. Sudahlah itu hanya pandangan saya untuk permainan dalam sebuah kamera. Di hari yang begitu mendung dengan embun diselah-selah dedaunan yang hijau memperlihatkan pagi hari yang terasa sejuk. Mempersiapkan kamera untuk hunting bersama teman-teman memang suatu yang membanggakan. Disini saya dan teman-teman bertujuan ke pantai dimana tempat ini merupakan tempat favorit banyak orang. Setelah mempersiapkan segala rupa peralatan dan perlengkapan yang akan dibawa, segera bergegas ke tempat tujuan yang akan dituju. Dengan menggunakan kendaraan beroda dua melintasi beberapa kota kecil dengan hembusan angin pagi yang segar singgahpun di tempat yang menjadi penginapan kita. Semua berlari-lari dengan melepas sepatu yang dipakai menuju pantai. Dengan ombak yang tidak terlalu besar serta dingin yang menusuk selah-selah tubuh meyakinkan semua untuk menikmati suasana ini. Sayapun tidak ketinggalan untuk mengambil gambar-gambar mereka untuk menjadikan satu kumpulan dalam semua foto-foto yang saya miliki. Walaupun saya senang sekali dengan mengambil gambar, sayapun tidak kalah untuk gabung berfoto dengan semuanya. Saya memang eksis dalam berfoto dengan gaya dan ekspresi yang saya miliki. So, cool style in photos. Sedikit demi sedikit mulai berdatangan orang-orang yang juga ingin merasakan indahnya pantai serta menjadi tempat liburan para keluarga. Memang pantai adalah tempat favorit orang-orang dalam menghabiskan waktu liburnya. Objek-objek yang saya ambil menjadi sorotan teman-teman saya dalam menilai hasil yang saya ambil. This is a spesial moment. Dengan kamera yang saya gunakan mencari objek-objek indah yang enak dilihat. Terlihat di bidikan kamera saya seorang wanita dengan rambut tergerai indah yang terfokus dalam pikiran saya. It's time. Dibalik kamera, mata saya tertuju padanya dengan bersikap seolah-olah mengambil gambar teman-teman saya. Dalam celah yang saya ambil perlahan mengambil gambarnya dengan posisi lensa zoom agar terlihat lebih dekat. You are beatiful my eyes. Begitu jelas dibalik layar kamera saya memperlihatkan hasil gambar yang menjadi surganya hari ini. Langsung saja saya berpindah posisi ketempat dimana wanita itu berdiri. Seolah-olah saya akan mengambil gambar teman-teman saya dari posisi tersebut. Padahal memang pikiran saya yang ingin melihat wanita itu dengan lebih dekat lagi sambil tertawa dalam hati. Putih, bersih, hidung mancung memang menjadi sorotan banyak orang. Inilah wanita idaman yang laki-laki inginkan. Saya buat ukiran di pasir putih tertuliskan bentuk "Love" untuk saya ambil bersamaan dengan wanita itu berdiri agar melambangkan saya memang jatuh hati padanya. Wanita itu melirik kepada saya tersenyum dengan apa yang saya perbuat. Begitu senangnya senyuman itu diberikan kepada saya. Biarlah agar wanita itu tau bahwa saya mengagumi diriya. Wanita itu menghampiri saya ternyata dia ingin di foto oleh saya. Memang disini saya terlihat sangat profesional sekali dalam memegang sebuah kamera. Langsung saja dengan beberapa gaya saya ambil gambarnya. Dia ingin melihat hasil gambarnya yang saya ambil dan disinilah saya ketahuan ketika dia melihat gambar-gambar dirinya tanpa sepengetahuan dia. Wanita itu tahu kalau saya dari tadi memperhatikannya dari jauh sambil sedikit mengambil gambarnya. Dianya tersenyum saja dihadapanku dengan bersikap malu diriku seolah-olah tertangkap basah atas kelakuanku. Dirinya menyodorkan tangan kearahku untuk mengajak berkenalan. Wanita itu bernama Selvi, dari namanya saja sudah terlihat indah sama dengan wajahnya yang ku kagumi. Disini perasaan saya terasa senang sekali akhirnya bisa berkenalan dengan wanita cantik ini. I'm a lucky man, Hhaa. Dia kesini datang dengan keluarganya untuk sekedar liburan. Langsung saja saya minta nomor hape-nya untuk berjaga-jaga lain kali bisa bertemu lagi harapanku dalam hati saya. Dia memberikan alamat emailnya untuk saya agar mengirimkan gambarnya kepadanya melalui email yang dikasihnya. Oke fine. Bergegaslah dirinya dari hadapanku menuju keluarganya sayapun kembali kepada rombongan teman saya. Itulah hari dimana kamera saya memperlihatkan objek yang begitu indah. Mungkin lain kali kita akan dipertemukan kembali.
Saya seorang yang tidak betah di rumah. Seringkali saya pergi kemana yang saya inginkan entah ke tempat wisata ataupun bermalam di rumah teman. Suatu hari disaat saya libur dengan kuliah saya biasanya menghabiskan waktu dengan teman saya ataupun dengan seorang pacar ( tapi disini kondisi saya sedang jomblo,, hhee ). Saya senang sekali jika bertemu dengan teman baru karena bagi saya memperbanyak teman merupakan tempat berbagi rasa. Tempat tinggal saya di kuningan jakarta selatan dimana lokasi pertengahan kota metropolitan yang tiap harinya di ramaikan oleh kendaraan. Dari tempat tinggal saya dekat kemanapun karena posisinya strategis. Suatu hari saya diajak oleh teman saya, mengajak untuk sekedar nongkrong menghabiskan waktu dengan secangkir kopi di pinggir kolam renang. Disini saya berada di apartemen epicentrum kuningan dimana teman saya tinggal. Apartemen ini begitu nyaman dengan fasilitas yang dapat dinikmati bersama dalam situasi yang bisa diajak santai. Teman saya menyewa apartemen ini dan saat saya bertanya, Ternyata Harga sewa 8jt/bulan begitu kaget saya mendengarnya. Pantas saja semahal itu fasilitas yang ada disini sangat terjamin dan bahkan terpuaskan. Teman saya ini terbilang orang yang tajir, dia tidak memandang pertemanan itu se-level atau tidak dengannya. Kolam renang ini rata-rata dipenuhi orang-orang bule dari berbagai negara. Kolam renangnya begitu enak dan bersih tapi saya tidak berenang disaat itu hanya menikmati secangkir kopi dengan kaki didalam kolam renang. Melihat bule-bule dengan hanya memakai bikini begitu indahnya pemandangan yang terlihat. Bergegas dari kolam renang menuju kamar teman saya yang berada di lantai 22 ( dalam hati berkata tinggi sekali ). Menekan tombol lift menunggu lift tersebut turun dari lantai 29 sedangkan posisi saya dilantai 4. Tidak menyadari dibelakang saya ada seorang gadis keturunan arab, dia memakai kaos biru ,rok mini selutut, serta sepatu hak tinggi. Dalam pikiran saya memang seperti tipe saya sekali, saya memang suka wanita yang keturunan arab. Nomor lift menunjukan lantai 4, pintu lift terbuka langsung saja saya bergegas masuk kedalam lift. Gadis itu satu lift dengan saya ternyata, sedikit demi sedikit mata saya selalu tertuju kepadanya. Begitu cantiknya melihat wajahnya dari sedekat ini membuat jantung saya naik turun tak berarah. Mata tertuju padanya seolah-olah ada daya magnet yang begitu kencang tak berhenti saya memandanginya. Ohh, you are beautiful in my eyes. Nomor lantai perlahan menuju ke lantai dimana saya akan keluar dari lift. Saya merasa tidak ingin keluar dari lift ini ingin rasanya berada dalam lift berdua dengannya. Nomor lift sudah menunjukan lantai 22 saya keluar dari lift dan bahkan wanita itupun keluar bersamaan dengan saya. Kamar dia ternyata berada dilantai 22 juga sama dengan kamar dimana teman saya tinggal. Berbincang-bincang dengan teman saya mengenai wanita itu dia pun bahkan mengagumi wanita itu juga. Langsung saja saya buka pintu kamar teman saya terlihat wanita itu membuka pintu kamarnya yang ternyata bersebelahan dengan kamar teman saya. Kamar ini mempunyai ruang tamu yang begitu lega dengan 2 kamar tidur, dapur serta 1 kamar mandi. Begitu nyamannya suasana disini ingin rasanya saya memiliki apartemen sendiri seperti ini. Sofa yang lembut saya tiduri dengan menyalakan televisi yang tergantung di dinding serta hembusan AC yang begitu dingin rasanya ingin tidur sejenak begitu nyamannya. This is my dream. Terpikirkan oleh saya wanita tadi yang berada di lift seolah tidak hilang bentuk wajahnya di pikiran. Sedang apa wanita itu di kamarnya yang terpikirkan oleh saya. Sudahlah itu hanya sekedar cuci mata bagi saya yang penting hari ini saya menikmati semua yang saya lakukan disini seharian. My dream ended with sleep ......
Hari sudah pagi, aku disini tanpa kata melirik sudut foto yang tergambar senyum indah di masa lalu. tersimpan klise tak berwujud wajah seorang yang terkagumi. Apakah ini hanya halusinasi atau memori yang terulang kembali. Jantung berdetak seolah seseorang terasa dekat disini tapi itu hanyalah dugaan semata. Tak ada habisnya kalau dipikirkan, lebih baik sengaja terlupakan agar tak menjadi suatu beban pikiran. Disini ku menjalani hariku biarlah disana kau menjalani kehidupanmu. Jangan kau cipratkan kenangan kita dimasa lalu, biarlah semua dimulai dari awal dengan apa yang kita punya. Yang sudah berlalu biarlah berlalu, tidak usah terungkit-ungkit sampai kian mendatang. apakah kau mendengar suaraku? disini ku merintih kesepian tak tersaji pelukan hangatmu dimasa itu. walaupun kau jauh tetaplah kau yang ku kagumi, ingat kaulah yang selalu ku kagumi. Bayangan wajahmu tak pernah sirna dipikiranku selalu merusak sistem saraf otakku yang membuat diriku begitu tak mudah lepas darimu. Aliran darahku mengalir sederas mungkin bagaikan aliran sungai tak berujung seperti cintaku padamu yang tak ada habisnya. Walaupun aku berusaha menghilangkan dirimu dari kehidupanku tak akan pernah bisa karena kaulah cinta sejatiku. Jangan kau pernah remehkan aku karena aku masih butuh kau di masa depanku. Bencilah pada diriku jangan kau benci pada dirimu sendiri karena dirimu yang akan menjadi perubahan untuk semua yang kau punya. Aku tak pernah lupa akan dirimu tetapi biarlah berjalan dengan apa adanya. Jangan pernah kamu menyerah karena hal ini tetapi kau menyerahlah pada nasib yang kau miliki.
Hamparan pasir kecil tersapu gelombang laut.
Tersaji hiasan kerang kecil mewarnai debu keramaian.
Terikat nafas tak juga menghampiri maut.
Ombak pantai menghujam karang ke lembah kematian.
Seolah ikan menari pada tangisan rintik hujan.
Mendayung rakit perlahan kian tenggelam.
Matahari terbenam seakan dunia termakan.
Menunggu khayalan sampai kini sudah padam.
Menjerit tanda gelisah mulai menghantui.
Segenggam pasir hilang diantara jari tengah.
Pantulan raut wajah terlihat tak berseri.
Terbakar cemburu sampai tak tau arah.
Cahaya malam menutup celah ruang hati.
Terkubur sudah terhanyut dalam mimpi.
Menatap langit berujung kian terakhiri.
Terkagum seolah tak ada nilai harga diri.
Tersaji hiasan kerang kecil mewarnai debu keramaian.
Terikat nafas tak juga menghampiri maut.
Ombak pantai menghujam karang ke lembah kematian.
Seolah ikan menari pada tangisan rintik hujan.
Mendayung rakit perlahan kian tenggelam.
Matahari terbenam seakan dunia termakan.
Menunggu khayalan sampai kini sudah padam.
Menjerit tanda gelisah mulai menghantui.
Segenggam pasir hilang diantara jari tengah.
Pantulan raut wajah terlihat tak berseri.
Terbakar cemburu sampai tak tau arah.
Cahaya malam menutup celah ruang hati.
Terkubur sudah terhanyut dalam mimpi.
Menatap langit berujung kian terakhiri.
Terkagum seolah tak ada nilai harga diri.