- Home >
- Artikel , Photography >
- Sekedar Levitasi ...
Konsep fotografi yang membuat objek seolah-olah melayang tanpa menggunakan alat bantu. Foto levitasi tanpa editing dilakukan oleh model yang melompat dan berpose sehingga seolah-olah ia tampak melayang. Berbeda dengan teknik jump shot dimana objek memang terlihat melompat bukan melayang.
Jika fotografi biasa, segala sesuatunya tergantung pada fotografer. Dalam levitasi, fotografer dan model harus kompak. Levitasi lebih mengutamakan ekspresi natural yang mengungkapkan bahwa mereka (objek/model) hidup melawan gravitasi.
Levitasi adalah sebuah simbol untuk mengajak kita keluar dari berbagai jeratan tersebut. Levitasi bisa berarti anti-gravitasi. Levitasi berasal dari bahasa Latin levitas yang merupakan proses di mana objek dihentikan oleh kekuatan fisik melawan gravitasi, dalam posisi stabil tanpa kontak fisik yang solid.
1. Model
Karena fotografi levitasi berbeda dengan Jump Shot, maka sang model harus memperlihatkan ekspresi yang natural yang membuat mereka seolah-olah melayang bukan sedang lompat. Jepit Rok agar tidak menggelembung atau berkibar saat melompat.
2. Fotografer
Foto levitasi dapat dilakukan dengan kamera biasa seperti kamera Ponsel atau kamera digital atau juga bisa menggunakan kamera professional (DSLR). Jika menggunakan kamera DSLR, bisa menggunakan Burst Mode yang sekali tekan bisa menghasilkan jepretan berkali-kali, hasilnya tinggal pilih foto yang bagian melayang saja.
Jika menggunakan kamera biasa kamu harus tahu kebiasaan kamera menjepret karena ada beberapa kamera yang perlu delay untuk menjepret objek jadi perkirakan agar saat momen melayang terjepret oleh kamera.
Pastikan saat melompat cahayanya cukup agar ada bayangan yang mengungkapkan bahwa objek sedang melayang. Mengambil foto dengan low angle agar model terlihat melayang. Menjepret sebelum puncak titik lompatan agar hasilnya lebih maksimal.
Tips untuk model
Model yang sedang berlevitasi menuju ke suatu arah, biasanya menekuk kedua kakinya ke belakang (sekitar 45 derajat) sesaat setelah melompat (air time) dan badan cenderung condong ke depan. Model yang sedang berlevitasi di tempat, biasanya berpose dengan kaki lurus ke bawah.
Melompatlah di tempat, tidak perlu sambil berlari. Jika melompat setelah berlari, akan susah bagi fotografer untuk mendapatkan frame yang pas. Kemungkinan juga jadinya pose Jump Shoot orang lari sambil melompat, bukan pose levitasi.
Ancang-ancang sebelum meloncat dengan benar. Jika akan bergaya levitasi menuju ke satu arah, agak bungkukkan badan, tekuk lutut dan angkat satu kaki terlebih dahulu sebesar 45 derajat. Saat melompat, tinggal menekuk satu kaki sisanya. Untuk pose levitasi di tempat (berdiri) tekuk kedua kaki, badan tegap atau menyesuaikan dengan kegiatan yang sedang dilakukan dan saat meloncat (Air Time) bikin pose kaki selurus mungkin dengan telapak kaki selemas mungkin (agak menekuk ke bawah, jangan rata).
Foto levitasi bisa diaplikasikan ke berbagai tema dengan mempergunakan aksesoris yang mendukung. Umumnya sih berlevitasi memakai sapu, vacum cleaner, payung, buku. Ayo coba tema yang lain! Boleh berlevitasi sambil angkat TV atau bahkan kulkas kalau kuat.
Fotografi levitasi berbeda dengan Jump Shot yang hanya sekedar memperlihatkan model yang melompat atau berlari sambil melompat. Berbeda pula dengan foto orang yang sedang terpental karena dipukul atau ditendang. Levitasi harus memperlihatkan model yang seakan melayang alami dengan ekspresi tanpa beban. Berekspresilah sewajarnya sesuai dengan kegiatan yang sedang dilakukan. Lebih bagus jika model tidak melihat ke kamera (kesan candid).
Cari lokasi foto yang unik. Keren juga kalau bikin foto levitasi sambil belanja di pasar, waktu memasak di dapur, atau di pinggir jalan waktu mau naik bajaj. Mau levitasi di kuburan sambil ditemenin mbak kunti yang juga demen levitasi juga boleh.
Gunakan peniti, pin, sabuk, double tape atau alat penjepit baju lain supaya baju tampak menggembung atau tersingkap saat model melompat untuk mendapatkan kesan levitasi yang sempurna.
Kamu bisa menggunakan hair spray/gel agar saat melompat, rambut tidak terlihat berantakan. Bisa juga rambut diikat, memakai bando, atau topi. Foto levitasi yang sempurna harus memperlihatkan rambut yang tetap rapi.
Stay safe! Jangan memaksakan diri melompat jika sudah capek & cari lokasi yang aman buat melompat. Jangan diatas sumur yaa.
Tips untuk fotografer
Foto levitasi tanpa editing dapat dilakukan dengan kamera professional (DSLR) maupun kamera biasa (kamera ponsel, pocket cam)
Foto levitasi dengan kamera DSLR, bisa memanfaatkan Burst Mode (Continuous Shooting). Dengan sekali menekan tombol shutter, langsung menghasilkan beberapa jepretan sekaligus. Foto-foto hasil jepretan dengan Burst Mode dari kamera DSLR dapat dipilih mana yang paling pas mendapatkan moment “melayang”
Foto levitasi dapat dilakukan dengan kamera non-professional atau kamera ponsel, namun lebih tricky karena mengandalkan ketepatan menekan tombol rana saat model melompat.
Pastikan cahaya (matahari) cukup, agar bayangan terbentuk sehingga efek model sedang melayang lebih terlihat.
Gunakan shutter speed tinggi untuk menangkap model yang melayang dengan lebih fokus (Frozen Moment). Cahaya yang cukup sangat berperan untuk mendapatkan shutter speed tinggi. Shutter Speed di atas 1/500 lebih baik.
Untuk kamera saku (Pocket Cam) bisa memanfaatkan Sport Mode untuk mendapatkan shutter speed tinggi.
Untuk kamera ponsel karena tidak ada setting untuk shutter speed, sebaiknya melakukan foto levitasi outdoor dan memanfaatkan cahaya matahari langsung agar mendapatkan high shutter speed.
Gunakan low angle, agar model terlihat tinggi melayang.
Sumber : Berbagai Sumber
Posting Komentar