Recent post
Archive for April 2013
Mau bikin film, terutama film pendek tapi gak tau caranya? Saat ini sangat mudah tepatnya dimudahkan. Salah satunya karena kecanggihan teknolgi yang sudah mendukung untuk pembuatan film, baik yang profesional maupun para amatir. Beragam kamera video digital mempermudah para pengguna. Ini bukan hal teknologi saja, tapi ada tahapan membuat film yang dikonsepkan oleh si filmmaker. Selain mudah, membuat film pendek menjadi murah. Namun sesimpel apapun film yang akan kita buat, ia mesti melewati rangkaian proses yang secara sederhana atas : Ide, desain produksi, pra produksi, pasca-produksi, dan publikasi.
Ide atau gagasan bukanlah segalanya. Tuangkan ide cerita kedalam bentuk tulisan. Tak mesti panjang, yang paling pentingnya lagi dapat dipahami. Agar ide tidak mentah, selanjutnya lakukan riset. Riset dilakukan dengan mencari data-data yang diperlukan sebagai penunjang informasi berkaitan dengan ide dari film yang akan kita buat. Ketika ide sudah ada dan riset sudah dilakukan, langkah selanjutnya adalah membuat sinopsis atau ringkasan pendek cerita. Dengan sinopsis, anda sudah bisa mencari kawan untuk mewujudkan pembuatan film. Kru film pendek tak sebanyak membuat film panjang. Kru film pendek bisa ditentukan atau dibuat. Ditentukan, maksudnya anda dapat memilih orang-orang yang mempunyai kapasitas untuk membantu mewujudkan film pendek. Sedangkan membentuk, berarti benar-benar membut Kru dari awal.
Pra Produksi
Tahapan ini merupakan langkah awal dari pembuatan film. Pada tahap ini blue print film dibuat. Naskah ditulis dengan terlebih dahulu membuat treatment. Dalam treatment, penulis naskah sudah menjelaskan alur cerita dari scene satu sampai scene akhir. Scene merupakan gabungan shot diwaktu dan tempat yang sama. Jika treatment sudah selesai, berikutnya penulis akan menuliskan naskah lengkap. Naskah lengkap inilah yang didiskusikan antara penulis naskah, sutradara dan produser. Seringkali, sutradara dan produser memberikan masukan pada penulis naskah agar naskah bisa dieksekusi dengan baik. Naskah yang sudah selesai dikunci atau script lock, demikian tugas penulis naskah selesai dan selanjutnya naskah menjadi "hak" sutradara untuk menjabarkan ke dalam bentuk audio visual yang dituangkan menjadi director's treatment. Director's treatment itu perlakuan kreatif sutradara atas skenario. Dalam hal ini sutradara akan berdiskusi dengan cameraman untuk membuat shot list, hal ini untuk memudahkan sutradara dan cameraman nantinya saat shooting.
Produser sudah bisa membuat time schedule, kapan casting mesti dilakukan hingga kapan editing mesti selesai dikerjakan. Shooting schedule atau jadwal shooting dibuat setelah sebelumnya dibuat breakdown script didiskusikan dengan sutradara. Dalam breakdown script, produser membuat secara rinci kebutuhan shooting nantinya. sejalan dengan itu, budgeting atau pendanaan film juga sudah disusun.
Artistik
Elemen film yang nantinya akan berkaitan dengan aspek yang terlihat difilm itu sendiri, didiskusikan ini dengan penata artistik dan sutradara. Lokasi seperti apa yang diinginkan, property, serta wardrobe apa saja yang dibutuhkan. Dengan demikian bagian artistik juga mesti membuat breakdown untuk kepentingan artistik film pendek tersebut.Bagian artistic mesti melakukan survey lokasi, ia bisa saja menggunakan property yang sudah ada di lokasi shooting rumah. Namun, jika tidak ada, bagian artistik wajib untuk mempersiapkan properti yang dibutuhkan. properti tidak mesti beli, ada beberapa yang bisa kita sewa juga. Dengan demikian budget produksi bisa diminimalisir.
Equipment
Peralatan shooting sekarang sudah cangghih. beraneka ragam alat perekam digital sudah banyak. Jadi, banyak pilihan untuk para filmmaker pendek untuk menentukan peralatan apa saja yang diperlukan. Tak hanya video kamera bahkan saat ini kamera DSLR yang sebetulnya diperuntukkan sebagai alat memotret gambar still bisa digunakan untuk pengambilan gambar bergerak atau shooting. Beberapa DSLR bahkan dapat menghasilkan gambar video yang jauh lebih bagus daripada kamera video. Kelebihan lain dari DSLR yakni bisa gonta-ganti lensa sesuai kebutuhan. Jadi, cameraman juga bisa mengajukan lensa apa saja yang diperlukan kepada produser. Namun demikian, jika ternyata kita "Hanya" Memiliki handycam atau kamera compact lainnya, itupun sebetulnya sudah bisa digunakan.
Shooting itu melukis dengan cahaya. Tanpa cahaya tidak bisa melakukan pengambilan gambar. Untuk shooting diluar atau outdoor masih bisa menggunakan cahaya matahari, namun untuk shooting indoor memerlukan pencahayaan yang sengaja dibuat. Banyak jenis lighting, yang terpenting bagaimana konsep pencahayaan film tersebut lantas penata cahaya membuat list lighting apa yang diperlukan. beberapa film pendek bahkan tak menggunakan cahaya tambahan, mereka mengandalkan cahaya matahari untuk outdoor dan pencahayaan lampu rumah untuk shooting di indoor.
Selain pencahayaan, aspek yang mesti diperhatikan adalah audio. Gambar yang bak tapi audionya buruk, maka film menjadi tak sempurna atau bahkan akan menjadi jelek. Audio harus bagus, ini tugasnya soundman atau penata suara. Boom mic biasanya merupakan mikropon yang" wajib" digunakan ketika membuat film. jika itu tak ada, maka mesti nyari jalan lain misalnya menggunakan mic di yang sudah ada di kamera lalu disambungkan dengan kabel ektensi. Jika shooting film pendek menggunakan DSLR, maka mau tak mau mesti menggunakan microphone tambahan karena mic yang ada dikamera DSLR tidak cukup baik untuk kepentingan perekaman suara.
Casting Pemain
Ketika naskah selesai proses pemilihan pemain atau casting sudah bisa dilakukan, bahkan ketika naskah masih berupa draft sebetulnya proses ini bisa dikerjakan paralel dengan tahan pra produksi lainnya. Ada banyak cara casting, yang paling umum carilah pemain film berdasarkan kemampuan aktingnya. misalnya, calon pemain film pendek diberi naskah lalu dimintain untuk acting sesuai naskah. casting juga bisa dengan menunjukkan langsung calon pemain ketika kita yakin atas kemampuan acting dari pemain tersebut. yang paling penting tentunya dapatkan pemain sesuai karakter tokoh yang diinginkan seperti didalam naskah.
Reading
Setelah pemain kita dapatkan sesuai dengan yang kita inginkan, buatlah kesepakatan dengan pemain tentang jadwal reading hingga shooting. pemain yang terpilih kita berikan naskah, biarkan mereka membaca naskah tersebut untuk mendalami peran yang akan dia mainkan nantinya. selanjutnya, proses reading dilakukan dengan intens, agar pemain betul-betul dapat "Feel" dari naskah tersebut.
Rehearsal
Rehearsal atau latihan bisa dilakukan jauh sebelum shooting, namun metode ini tidak disukai oleh sutradara. Intinya, dalam rehearsal ini pemain sudah memahami blocking dan pengadegan di semua scane yang akan dia mainkan. Beberapa sutradara tidak melakukan rehearsal, dia "cukup" memberikan briefing di lokasi shooting. Saran penulis, sebagai filmmaker awal baiknya rehearsal dilakukan karena ini akan sangat membantu ketika shooting nantinya sesuai yang sudah dikonsepkan sutradara. Tak ada aturan berapa lama melakukan latihan atau rehearsal.
Shooting
Dilokasi shooting sutradara adalah komandan di lapangan perang. Ia bertanggung jawab penuh terhadap apa yang dilakukan di lokasi shooting. Naskah dan Director treatmen sebagai panduan untuk melakukan pengambilan gambar. Shooting di lakukan berdasarkan breakdown yang sudah dibuat sebelumnya. Misalnya, jika beberapa scene di lokasi sama maka sutradara akan melakukan shooting ditempat tersebut, hal ini dilakukan untuk efektifitas waktu karena akan menyangkut beberapa hal seperti set properti, tata cahaya, serta talent yang akan main di film tersebut. Membangun mood pemain juga penting, oleh karenanya, sutradara mesti memiliki komunikasi yang baik. ada dua komunikasi sutradara, yakni dengan kru yang dia pimpin dan dengan pemain atau talent yang akan dia atur.
Dilapangan, sutradara juga berkomunikasi dengan cameraman untuk membuat shot dengan komposisi serta angle tertentu. Kadang, sutradara bisa mengembangkan Director treatment yang sudah dia buat sebelumnya. Namun, perubahan itu seharusnya dikomunikasikan dengan kru yang berkaitan dengan perubahan treatment tersebut utamanya penata kamera. Sutradara dalam melakukan pemecahan shot di lapangan. Mana yang lebih baik? sama saja, itu bisa jadi merupakan salah satu gaya penyutradaraan juga. Namun, jika membuat film pendek awal mula, baiknya dekupase dilakukan sebelum shooting dilakukan, bukan dilokasi shooting.
Kontinyuiti merupakan hal penting yang mesti dilakukan oleh sutradara. ketika selesai membuat shot satu, sutradara harus memperhatikan aspek kesinambungan dengan shot yang akan dibuat berikutnya dan seterusnya. Kesinambungan ini berupa emosi, suara, gerak, dan posisi. Jika tak memperhatikan aspek kesinambungan gambar, nantinya akan sangat merepotkan editor bahkan bisa jadi editor tak bisa berbuat banyak jika sutradara melakukan banyak ketidaksinambungan shot yang dibuat.
Yang paling menyenangkan dalam proses shooting film pendek, ketika sutradara bilang "It's a wrappp .." atau "Bungkuss ...." Artinya keseluruhan shooting dihari itu sudah selesai. Shooting akan dilanjutkan di day shot berikutnya, atau memang shooting benar-benar sudah selesai. Dan tentunya saja proses pembuatan film tahap berikutnya bisa dilakukan. Yakni, materi hasil shooting sudah bisa diserahkan kepada editor.
Editing
Hasil shooting bisa jadi merupakan ratusan atau ribuan shot. shot-shot yang "berserakan" disusun oleh editor, dipilih, dipotong, disambung, dan digabungkan menjadi satu kesatuan cerita utuh. yang pertama kali dilakukan editor setelah menerima material shot, ia mesti melakukan preview. Editor melihat keseluruhan hasil shooting. Dengan demikian, editor sudah memiliki bayangan bagaimana shot-shot itu nantinya akan dirangkai. Banyak sekali software editing yang bisa digunakan, seperti : Avid Composer, Final cut pro, Ulead video, dan adobe premiere. Untuk editing film pendek kedua software editing terakhir sudah cukup bagus. Editor tinggal memilih software yang mana yang tentunya mudah dikuasai.Software editing biasanya memiliki standar minimum spesifikasi hardware yang diperlukan. yang paling umum untuk komputer editing biasanya adalah processor, memory, VGA, serta harddisk yang ckup. Spesifikasi ini kan memperngaruhi kinerja komputer editing, terlebih dahulu akan terlihat ketika editor menggunakan special efek di dalamnya.
Demikian pula dengan mixing suara, editor harus tau mana yang baik menggunakan suara music mana yang tidak. Sebaiknya, musik ilustrasi dibuat menyesuaikan masing-masing adegan didalam film pendek tersebut, bukan sebaliknya. Pembuat music, bisa melihat roughcut sebagai panduan ketika dia akan membuat music ilustrasi, dia bisa berdiskusi dengan editor dan sutradara. Poin pentingnya, music ilustrasi itu untuk mengilustrasikan adegan misalnyaagara adegan atau scene menjadi dramatis.
Unsur grafis bisa jadi merupakan hal penting didalam penyuntingan gambar film pendek, seperti halnya unsur lain dalam film semestinya ini juga dikonsepkan.. Jadi, grafis tidak sekedar tempelan yang justru mengganggu pada film secara keseluruhan. Judul film misalnya, apakah perlu dibuat motion khusus atau cukup dengan tampilan grafis still saja. Pemilihan jenis font serta warna apa yang digunakan juga mesti dipikirkan oleh editor. Demikian pula dengan credit title atau susunan kru di ujung film apakah akan dibuat bergerak dari bawah keatas atau grafis tak bergerak tapi dengan fade in-fade out/hilang-muncul. jika film selesai diedit, coba pertontonkan pada pihak lain atau pada orang-orang yang tak terlibat dengan pembuat atau kru film pendek. Bagaimana reaksi penonton, apakah sesuai dengan ekpektasi yang diharapkan atau belum? selama film belum dipublikasikan, tentu saja film masih bisa direvisi sampai akhirnya editor dan sutradara merasa puas.
Publikasi
Film pendek yang sudah dibuat, tentu saja tidak hanya dipertontonkan untuk kalangan sebatas kawan-kawan saja. Agar bisa diapresiasi kalangan luas maka film tersebut bisa dipublikasikan. Ada beberapa bioskop yang bisa menayangkan film pendek, biasanya akan dikompilasikan dengan film pendek karya filmmaker pendek lainnya. Film juga bisa diikutsertakan kedalam beragam film festival, baik didalam negeri maupun di luar negeri. Ajang festival biasanya dipublish di internet, jadi carilah informasi tentang penyelenggaraan beragam ajang festival tersebut. Mereka biasanya memiliki persyaratan baik tentang konten atau tema maupun teknis. perhatikan persyaratan tersebut, lalu ikuti agar film yang dibuat bisa diikutsertakan.
Promosikan film pendek yang sudah dibuat di beragam media. yang paling efektif dan murah, promosikan melalui internet. Film pendek, bisa diunggah ke Youtube lalu linknya bisa disebarluaskan sehingga siapa saja bisa dinikmati penonton yang memiliki akses internet dimana saja. Jadi, bukan hal mustahil film pendek yang anda buat akan mendunia ...!!!
Sumber : Broadcastmagz edisi Juli 2012
Ide atau gagasan bukanlah segalanya. Tuangkan ide cerita kedalam bentuk tulisan. Tak mesti panjang, yang paling pentingnya lagi dapat dipahami. Agar ide tidak mentah, selanjutnya lakukan riset. Riset dilakukan dengan mencari data-data yang diperlukan sebagai penunjang informasi berkaitan dengan ide dari film yang akan kita buat. Ketika ide sudah ada dan riset sudah dilakukan, langkah selanjutnya adalah membuat sinopsis atau ringkasan pendek cerita. Dengan sinopsis, anda sudah bisa mencari kawan untuk mewujudkan pembuatan film. Kru film pendek tak sebanyak membuat film panjang. Kru film pendek bisa ditentukan atau dibuat. Ditentukan, maksudnya anda dapat memilih orang-orang yang mempunyai kapasitas untuk membantu mewujudkan film pendek. Sedangkan membentuk, berarti benar-benar membut Kru dari awal.
Pra Produksi
Tahapan ini merupakan langkah awal dari pembuatan film. Pada tahap ini blue print film dibuat. Naskah ditulis dengan terlebih dahulu membuat treatment. Dalam treatment, penulis naskah sudah menjelaskan alur cerita dari scene satu sampai scene akhir. Scene merupakan gabungan shot diwaktu dan tempat yang sama. Jika treatment sudah selesai, berikutnya penulis akan menuliskan naskah lengkap. Naskah lengkap inilah yang didiskusikan antara penulis naskah, sutradara dan produser. Seringkali, sutradara dan produser memberikan masukan pada penulis naskah agar naskah bisa dieksekusi dengan baik. Naskah yang sudah selesai dikunci atau script lock, demikian tugas penulis naskah selesai dan selanjutnya naskah menjadi "hak" sutradara untuk menjabarkan ke dalam bentuk audio visual yang dituangkan menjadi director's treatment. Director's treatment itu perlakuan kreatif sutradara atas skenario. Dalam hal ini sutradara akan berdiskusi dengan cameraman untuk membuat shot list, hal ini untuk memudahkan sutradara dan cameraman nantinya saat shooting.
Produser sudah bisa membuat time schedule, kapan casting mesti dilakukan hingga kapan editing mesti selesai dikerjakan. Shooting schedule atau jadwal shooting dibuat setelah sebelumnya dibuat breakdown script didiskusikan dengan sutradara. Dalam breakdown script, produser membuat secara rinci kebutuhan shooting nantinya. sejalan dengan itu, budgeting atau pendanaan film juga sudah disusun.
Artistik
Elemen film yang nantinya akan berkaitan dengan aspek yang terlihat difilm itu sendiri, didiskusikan ini dengan penata artistik dan sutradara. Lokasi seperti apa yang diinginkan, property, serta wardrobe apa saja yang dibutuhkan. Dengan demikian bagian artistik juga mesti membuat breakdown untuk kepentingan artistik film pendek tersebut.Bagian artistic mesti melakukan survey lokasi, ia bisa saja menggunakan property yang sudah ada di lokasi shooting rumah. Namun, jika tidak ada, bagian artistik wajib untuk mempersiapkan properti yang dibutuhkan. properti tidak mesti beli, ada beberapa yang bisa kita sewa juga. Dengan demikian budget produksi bisa diminimalisir.
Equipment
Peralatan shooting sekarang sudah cangghih. beraneka ragam alat perekam digital sudah banyak. Jadi, banyak pilihan untuk para filmmaker pendek untuk menentukan peralatan apa saja yang diperlukan. Tak hanya video kamera bahkan saat ini kamera DSLR yang sebetulnya diperuntukkan sebagai alat memotret gambar still bisa digunakan untuk pengambilan gambar bergerak atau shooting. Beberapa DSLR bahkan dapat menghasilkan gambar video yang jauh lebih bagus daripada kamera video. Kelebihan lain dari DSLR yakni bisa gonta-ganti lensa sesuai kebutuhan. Jadi, cameraman juga bisa mengajukan lensa apa saja yang diperlukan kepada produser. Namun demikian, jika ternyata kita "Hanya" Memiliki handycam atau kamera compact lainnya, itupun sebetulnya sudah bisa digunakan.
Shooting itu melukis dengan cahaya. Tanpa cahaya tidak bisa melakukan pengambilan gambar. Untuk shooting diluar atau outdoor masih bisa menggunakan cahaya matahari, namun untuk shooting indoor memerlukan pencahayaan yang sengaja dibuat. Banyak jenis lighting, yang terpenting bagaimana konsep pencahayaan film tersebut lantas penata cahaya membuat list lighting apa yang diperlukan. beberapa film pendek bahkan tak menggunakan cahaya tambahan, mereka mengandalkan cahaya matahari untuk outdoor dan pencahayaan lampu rumah untuk shooting di indoor.
Selain pencahayaan, aspek yang mesti diperhatikan adalah audio. Gambar yang bak tapi audionya buruk, maka film menjadi tak sempurna atau bahkan akan menjadi jelek. Audio harus bagus, ini tugasnya soundman atau penata suara. Boom mic biasanya merupakan mikropon yang" wajib" digunakan ketika membuat film. jika itu tak ada, maka mesti nyari jalan lain misalnya menggunakan mic di yang sudah ada di kamera lalu disambungkan dengan kabel ektensi. Jika shooting film pendek menggunakan DSLR, maka mau tak mau mesti menggunakan microphone tambahan karena mic yang ada dikamera DSLR tidak cukup baik untuk kepentingan perekaman suara.
Casting Pemain
Ketika naskah selesai proses pemilihan pemain atau casting sudah bisa dilakukan, bahkan ketika naskah masih berupa draft sebetulnya proses ini bisa dikerjakan paralel dengan tahan pra produksi lainnya. Ada banyak cara casting, yang paling umum carilah pemain film berdasarkan kemampuan aktingnya. misalnya, calon pemain film pendek diberi naskah lalu dimintain untuk acting sesuai naskah. casting juga bisa dengan menunjukkan langsung calon pemain ketika kita yakin atas kemampuan acting dari pemain tersebut. yang paling penting tentunya dapatkan pemain sesuai karakter tokoh yang diinginkan seperti didalam naskah.
Reading
Setelah pemain kita dapatkan sesuai dengan yang kita inginkan, buatlah kesepakatan dengan pemain tentang jadwal reading hingga shooting. pemain yang terpilih kita berikan naskah, biarkan mereka membaca naskah tersebut untuk mendalami peran yang akan dia mainkan nantinya. selanjutnya, proses reading dilakukan dengan intens, agar pemain betul-betul dapat "Feel" dari naskah tersebut.
Rehearsal
Rehearsal atau latihan bisa dilakukan jauh sebelum shooting, namun metode ini tidak disukai oleh sutradara. Intinya, dalam rehearsal ini pemain sudah memahami blocking dan pengadegan di semua scane yang akan dia mainkan. Beberapa sutradara tidak melakukan rehearsal, dia "cukup" memberikan briefing di lokasi shooting. Saran penulis, sebagai filmmaker awal baiknya rehearsal dilakukan karena ini akan sangat membantu ketika shooting nantinya sesuai yang sudah dikonsepkan sutradara. Tak ada aturan berapa lama melakukan latihan atau rehearsal.
Shooting
Dilokasi shooting sutradara adalah komandan di lapangan perang. Ia bertanggung jawab penuh terhadap apa yang dilakukan di lokasi shooting. Naskah dan Director treatmen sebagai panduan untuk melakukan pengambilan gambar. Shooting di lakukan berdasarkan breakdown yang sudah dibuat sebelumnya. Misalnya, jika beberapa scene di lokasi sama maka sutradara akan melakukan shooting ditempat tersebut, hal ini dilakukan untuk efektifitas waktu karena akan menyangkut beberapa hal seperti set properti, tata cahaya, serta talent yang akan main di film tersebut. Membangun mood pemain juga penting, oleh karenanya, sutradara mesti memiliki komunikasi yang baik. ada dua komunikasi sutradara, yakni dengan kru yang dia pimpin dan dengan pemain atau talent yang akan dia atur.
Dilapangan, sutradara juga berkomunikasi dengan cameraman untuk membuat shot dengan komposisi serta angle tertentu. Kadang, sutradara bisa mengembangkan Director treatment yang sudah dia buat sebelumnya. Namun, perubahan itu seharusnya dikomunikasikan dengan kru yang berkaitan dengan perubahan treatment tersebut utamanya penata kamera. Sutradara dalam melakukan pemecahan shot di lapangan. Mana yang lebih baik? sama saja, itu bisa jadi merupakan salah satu gaya penyutradaraan juga. Namun, jika membuat film pendek awal mula, baiknya dekupase dilakukan sebelum shooting dilakukan, bukan dilokasi shooting.
Kontinyuiti merupakan hal penting yang mesti dilakukan oleh sutradara. ketika selesai membuat shot satu, sutradara harus memperhatikan aspek kesinambungan dengan shot yang akan dibuat berikutnya dan seterusnya. Kesinambungan ini berupa emosi, suara, gerak, dan posisi. Jika tak memperhatikan aspek kesinambungan gambar, nantinya akan sangat merepotkan editor bahkan bisa jadi editor tak bisa berbuat banyak jika sutradara melakukan banyak ketidaksinambungan shot yang dibuat.
Yang paling menyenangkan dalam proses shooting film pendek, ketika sutradara bilang "It's a wrappp .." atau "Bungkuss ...." Artinya keseluruhan shooting dihari itu sudah selesai. Shooting akan dilanjutkan di day shot berikutnya, atau memang shooting benar-benar sudah selesai. Dan tentunya saja proses pembuatan film tahap berikutnya bisa dilakukan. Yakni, materi hasil shooting sudah bisa diserahkan kepada editor.
Editing
Hasil shooting bisa jadi merupakan ratusan atau ribuan shot. shot-shot yang "berserakan" disusun oleh editor, dipilih, dipotong, disambung, dan digabungkan menjadi satu kesatuan cerita utuh. yang pertama kali dilakukan editor setelah menerima material shot, ia mesti melakukan preview. Editor melihat keseluruhan hasil shooting. Dengan demikian, editor sudah memiliki bayangan bagaimana shot-shot itu nantinya akan dirangkai. Banyak sekali software editing yang bisa digunakan, seperti : Avid Composer, Final cut pro, Ulead video, dan adobe premiere. Untuk editing film pendek kedua software editing terakhir sudah cukup bagus. Editor tinggal memilih software yang mana yang tentunya mudah dikuasai.Software editing biasanya memiliki standar minimum spesifikasi hardware yang diperlukan. yang paling umum untuk komputer editing biasanya adalah processor, memory, VGA, serta harddisk yang ckup. Spesifikasi ini kan memperngaruhi kinerja komputer editing, terlebih dahulu akan terlihat ketika editor menggunakan special efek di dalamnya.
Demikian pula dengan mixing suara, editor harus tau mana yang baik menggunakan suara music mana yang tidak. Sebaiknya, musik ilustrasi dibuat menyesuaikan masing-masing adegan didalam film pendek tersebut, bukan sebaliknya. Pembuat music, bisa melihat roughcut sebagai panduan ketika dia akan membuat music ilustrasi, dia bisa berdiskusi dengan editor dan sutradara. Poin pentingnya, music ilustrasi itu untuk mengilustrasikan adegan misalnyaagara adegan atau scene menjadi dramatis.
Unsur grafis bisa jadi merupakan hal penting didalam penyuntingan gambar film pendek, seperti halnya unsur lain dalam film semestinya ini juga dikonsepkan.. Jadi, grafis tidak sekedar tempelan yang justru mengganggu pada film secara keseluruhan. Judul film misalnya, apakah perlu dibuat motion khusus atau cukup dengan tampilan grafis still saja. Pemilihan jenis font serta warna apa yang digunakan juga mesti dipikirkan oleh editor. Demikian pula dengan credit title atau susunan kru di ujung film apakah akan dibuat bergerak dari bawah keatas atau grafis tak bergerak tapi dengan fade in-fade out/hilang-muncul. jika film selesai diedit, coba pertontonkan pada pihak lain atau pada orang-orang yang tak terlibat dengan pembuat atau kru film pendek. Bagaimana reaksi penonton, apakah sesuai dengan ekpektasi yang diharapkan atau belum? selama film belum dipublikasikan, tentu saja film masih bisa direvisi sampai akhirnya editor dan sutradara merasa puas.
Publikasi
Film pendek yang sudah dibuat, tentu saja tidak hanya dipertontonkan untuk kalangan sebatas kawan-kawan saja. Agar bisa diapresiasi kalangan luas maka film tersebut bisa dipublikasikan. Ada beberapa bioskop yang bisa menayangkan film pendek, biasanya akan dikompilasikan dengan film pendek karya filmmaker pendek lainnya. Film juga bisa diikutsertakan kedalam beragam film festival, baik didalam negeri maupun di luar negeri. Ajang festival biasanya dipublish di internet, jadi carilah informasi tentang penyelenggaraan beragam ajang festival tersebut. Mereka biasanya memiliki persyaratan baik tentang konten atau tema maupun teknis. perhatikan persyaratan tersebut, lalu ikuti agar film yang dibuat bisa diikutsertakan.
Promosikan film pendek yang sudah dibuat di beragam media. yang paling efektif dan murah, promosikan melalui internet. Film pendek, bisa diunggah ke Youtube lalu linknya bisa disebarluaskan sehingga siapa saja bisa dinikmati penonton yang memiliki akses internet dimana saja. Jadi, bukan hal mustahil film pendek yang anda buat akan mendunia ...!!!
Sumber : Broadcastmagz edisi Juli 2012
Konsep fotografi yang membuat objek seolah-olah melayang tanpa menggunakan alat bantu. Foto levitasi tanpa editing dilakukan oleh model yang melompat dan berpose sehingga seolah-olah ia tampak melayang. Berbeda dengan teknik jump shot dimana objek memang terlihat melompat bukan melayang.
Jika fotografi biasa, segala sesuatunya tergantung pada fotografer. Dalam levitasi, fotografer dan model harus kompak. Levitasi lebih mengutamakan ekspresi natural yang mengungkapkan bahwa mereka (objek/model) hidup melawan gravitasi.
Levitasi adalah sebuah simbol untuk mengajak kita keluar dari berbagai jeratan tersebut. Levitasi bisa berarti anti-gravitasi. Levitasi berasal dari bahasa Latin levitas yang merupakan proses di mana objek dihentikan oleh kekuatan fisik melawan gravitasi, dalam posisi stabil tanpa kontak fisik yang solid.
1. Model
Karena fotografi levitasi berbeda dengan Jump Shot, maka sang model harus memperlihatkan ekspresi yang natural yang membuat mereka seolah-olah melayang bukan sedang lompat. Jepit Rok agar tidak menggelembung atau berkibar saat melompat.
2. Fotografer
Foto levitasi dapat dilakukan dengan kamera biasa seperti kamera Ponsel atau kamera digital atau juga bisa menggunakan kamera professional (DSLR). Jika menggunakan kamera DSLR, bisa menggunakan Burst Mode yang sekali tekan bisa menghasilkan jepretan berkali-kali, hasilnya tinggal pilih foto yang bagian melayang saja.
Jika menggunakan kamera biasa kamu harus tahu kebiasaan kamera menjepret karena ada beberapa kamera yang perlu delay untuk menjepret objek jadi perkirakan agar saat momen melayang terjepret oleh kamera.
Pastikan saat melompat cahayanya cukup agar ada bayangan yang mengungkapkan bahwa objek sedang melayang. Mengambil foto dengan low angle agar model terlihat melayang. Menjepret sebelum puncak titik lompatan agar hasilnya lebih maksimal.
Tips untuk model
Model yang sedang berlevitasi menuju ke suatu arah, biasanya menekuk kedua kakinya ke belakang (sekitar 45 derajat) sesaat setelah melompat (air time) dan badan cenderung condong ke depan. Model yang sedang berlevitasi di tempat, biasanya berpose dengan kaki lurus ke bawah.
Melompatlah di tempat, tidak perlu sambil berlari. Jika melompat setelah berlari, akan susah bagi fotografer untuk mendapatkan frame yang pas. Kemungkinan juga jadinya pose Jump Shoot orang lari sambil melompat, bukan pose levitasi.
Ancang-ancang sebelum meloncat dengan benar. Jika akan bergaya levitasi menuju ke satu arah, agak bungkukkan badan, tekuk lutut dan angkat satu kaki terlebih dahulu sebesar 45 derajat. Saat melompat, tinggal menekuk satu kaki sisanya. Untuk pose levitasi di tempat (berdiri) tekuk kedua kaki, badan tegap atau menyesuaikan dengan kegiatan yang sedang dilakukan dan saat meloncat (Air Time) bikin pose kaki selurus mungkin dengan telapak kaki selemas mungkin (agak menekuk ke bawah, jangan rata).
Foto levitasi bisa diaplikasikan ke berbagai tema dengan mempergunakan aksesoris yang mendukung. Umumnya sih berlevitasi memakai sapu, vacum cleaner, payung, buku. Ayo coba tema yang lain! Boleh berlevitasi sambil angkat TV atau bahkan kulkas kalau kuat.
Fotografi levitasi berbeda dengan Jump Shot yang hanya sekedar memperlihatkan model yang melompat atau berlari sambil melompat. Berbeda pula dengan foto orang yang sedang terpental karena dipukul atau ditendang. Levitasi harus memperlihatkan model yang seakan melayang alami dengan ekspresi tanpa beban. Berekspresilah sewajarnya sesuai dengan kegiatan yang sedang dilakukan. Lebih bagus jika model tidak melihat ke kamera (kesan candid).
Cari lokasi foto yang unik. Keren juga kalau bikin foto levitasi sambil belanja di pasar, waktu memasak di dapur, atau di pinggir jalan waktu mau naik bajaj. Mau levitasi di kuburan sambil ditemenin mbak kunti yang juga demen levitasi juga boleh.
Gunakan peniti, pin, sabuk, double tape atau alat penjepit baju lain supaya baju tampak menggembung atau tersingkap saat model melompat untuk mendapatkan kesan levitasi yang sempurna.
Kamu bisa menggunakan hair spray/gel agar saat melompat, rambut tidak terlihat berantakan. Bisa juga rambut diikat, memakai bando, atau topi. Foto levitasi yang sempurna harus memperlihatkan rambut yang tetap rapi.
Stay safe! Jangan memaksakan diri melompat jika sudah capek & cari lokasi yang aman buat melompat. Jangan diatas sumur yaa.
Tips untuk fotografer
Foto levitasi tanpa editing dapat dilakukan dengan kamera professional (DSLR) maupun kamera biasa (kamera ponsel, pocket cam)
Foto levitasi dengan kamera DSLR, bisa memanfaatkan Burst Mode (Continuous Shooting). Dengan sekali menekan tombol shutter, langsung menghasilkan beberapa jepretan sekaligus. Foto-foto hasil jepretan dengan Burst Mode dari kamera DSLR dapat dipilih mana yang paling pas mendapatkan moment “melayang”
Foto levitasi dapat dilakukan dengan kamera non-professional atau kamera ponsel, namun lebih tricky karena mengandalkan ketepatan menekan tombol rana saat model melompat.
Pastikan cahaya (matahari) cukup, agar bayangan terbentuk sehingga efek model sedang melayang lebih terlihat.
Gunakan shutter speed tinggi untuk menangkap model yang melayang dengan lebih fokus (Frozen Moment). Cahaya yang cukup sangat berperan untuk mendapatkan shutter speed tinggi. Shutter Speed di atas 1/500 lebih baik.
Untuk kamera saku (Pocket Cam) bisa memanfaatkan Sport Mode untuk mendapatkan shutter speed tinggi.
Untuk kamera ponsel karena tidak ada setting untuk shutter speed, sebaiknya melakukan foto levitasi outdoor dan memanfaatkan cahaya matahari langsung agar mendapatkan high shutter speed.
Gunakan low angle, agar model terlihat tinggi melayang.
Sumber : Berbagai Sumber
Selamat datang di dunia remaja, teman ! Selamat menjadi pribadi baru yang bukan anak-anak lagi kamu sudah bukan anak-anak lagi sekarang. Tiba waktunya untuk merencanakan mau jadi remaja macam apa kamu sekarang. Apakah kamu mau jadi remaja yang nyantai dan membiarkan semua mengalir seperti air? ataukah kamu memang ingin merancang sedemikian rupa masa remajamu sehingga kelak jika kamu sudah lebih dewasa kamu nggak akan menyesal seumur hidup sebab sudah melewatkan masa terindah itu begitu saja? Tentunya kamu pingin dong menjadi pribadi yang lebih baik dan sukses setelah dewasa. Nah, ternyata melewati masa remaja dengan baik itu juga perlu strategi ya. Strategi jelas harus direncanakan dengan matang. Bukan hanya juga soal pergaulan, konsep diri, konsep berpasangan dan berkeluarga kelak juga harus diperhatikan benar loh. Selama ini sesuatu yang kamu pendam akan muncul kemudian asyiknya mempersiapkan masa depan sambil tetap jadi remaja yang keren ! Terus, kalau jadi anak gaul gitu, pasti hari-hari kamu berwarna banget ya? kayak seleb gitu, tiap hari adaa aja acara bareng temen, yaa hang out, yaa sekedar facebook-an, twitteran, BBM-an, atau WhatsAPP-an? Janjian main game online kayak Indolaser gitu juga? wedeeeww. atau bisa juga sekedar ngobrol sebentar di waralaba asing yang lagi happening, kayak Seven Eleven atau Lawson? Tapi By the way. apakah banyak temen itu selalu berarti bahwa hidup kamu menyenangkan? kita sih sebenarnya nggak mau bahas secara rinci nih urusan teman pertemanan ini. Kita hanya pingin ngajak kamu melihat lagi, sudah benar nggak sih cara bergaul kamu. Apakah teman kamu yang berjibun itu semuanya baik dan membawa kamu kepada kebaikan dan keselamatan masa remaja kamu? Apakah hanya sekedar senang-senang? Kalau ternyata teman kamu mayoritas bisa membawa kamu melewati masa remaja dengan baik, Waahh syukur banget tuh. Syukur-syukur lagi temenannya bisa awet sampai tua. Reunian deh ntar .. Hiiiiiihii .Semakin nyaman dan nyambung kamu ngomong dan bergaul sama seseorang, maka semakin akrablah kamu dengan dia. Kadang kesamaan minat dan hobi juga menentukan, demikian pula masalah intensitas/ seringnya kalian keemuan. Lama berkenalan juga bisa menyebabkan kamu merasa lebih nyaman bersahabat dengan seseorang. Gilirannya membahas teman dunia lain. Nahh loh,, dunia lain disini bukan semacam tempat berdiamnya para hantu, pocong, kuntilanak, genderuwo, dan sejenisnya ya. Tapi dunia lain disini adalah dunia dimana kita seakan tak tersekat oleh batas-batas ruang tempat. kita bisa "mengenal" orang ditempat lain yang sangat jauh dari tempat kita, bahkan sebenarnya ketemu saja belum pernah loh.. Jika berteman dengan media, kita bersifat pasif, artinya kita hanya dicekoki oleh media, maka lain halnya dengan social media. dengan socmed, kita juga aktif mencari dan menambah teman. Demikian pula setiap pengguna socmed yang lain. Hayo ngaku, Siapa yang punya akun Facebook, Twitter, Instagram, Foursquare, Google plus, Endomondo, dan lain-lain sejenisnya? atau malah kamu sudah aktif bersocmed sejak Zaman YM, Friendster, Multyply, dan blog? ikutanaktif main Farmville, Pet society, Mafia war, Angry Birds, SIMcity, Draw Something, Pinterest, Atau indolaser? Whooaaa, selamat, berarti kamu memang anak socmed sejati! By the way, temannya sudah berapa juta? Berapa jam dalam sehari kamu pakai waktunya untuk mengurusi semua itu plus sms-an, BBM-an WhatsAPP, dan bertelepon? Huhuyy, dunia kamu beneran penuh warna, jauh lebih indah dari hasil foto-foto narsis kamu yang di-retouching dengan instagram dan banyak di like sama temen-temen instagramer dan iphonesia kamu.
Sumber : Nafis, M.Cholil, 2012, Generasi Berencana dan Berkarakter. Jakarta : Mitra Abadi Press
Sumber : Nafis, M.Cholil, 2012, Generasi Berencana dan Berkarakter. Jakarta : Mitra Abadi Press





